Tes Individu – Pola Pekerjaan
Tes psikologi bertujuan untuk melihat pola minat pekerjaan dari invidivu. Setiap individu memiliki karakteristik pola pekerjaan tertentu yang sesuai dengan dirinya. Bahkan pengetahuan sejak remaja sangat membantu dalam memilih pekerjaan dan jurusan kuliah yang sesuai dengan mereka. Pola pekerjaan melihat seseorang cenderung cocok berkarier di profesi apa. Adapun pola pekerjaan tersebut adalah ANALIS – RESEARCHER POLITISI – INFLUENCER BIROKRAT – EMPLOYEE PENGAJAR – EDUCATOR KONSELOR – HEALER INVESTOR – TRADER SENIMAN – ARTIST ADMINISTRATOR – CORRECTOR PETUALANG – FREELANCE SWASTA – EXECUTIVE ENTREPRENEUR – FOUNDER PEMIKIR – PHILOSHOPER ANALIS – RESEARCHER Pekerjaan terkait dengan mengamati fenomena yang ada di lingkungan, memberikan berbagai hipotesis, percobaan, prediksi, kesimpulan terhadap sesuatu yang muncul pada masa akan datang terhadap berbagai varian produk/karya/solusi. PROFESI Periset (sosial/budaya/ekonomi, IT/mesin/listrik/bangunan/infrastruktur, botani/astronomi/kesehatan/zoologi, dll), dosen perguruan tinggi, analis di suatu lembaga/perusahaan/pemerintahan, bisnis inteligen perusahaan, detektif, penyelidik di suatu lembaga/perusahaan/instansi, bagian riset di perusahaan untuk pengembangan produk, riset marketing suatu perusahaan, analis saham, analis di laboratorium, marketing inteligen perusahaan, riset di lembaga survey politik/pemasaran/sumber daya manusia/sosial, periset sebagai seorang dosen, survey riset pemasaran, analis data, ilmuwan di lab, pembuat iklan/adveristing, programmer komputer, konsultan proyek baik pembangaun fisik/teknologi/sosial/budaya, pengamat fenomena sosial/teknologi/kesehatan, lawyer, ahli bidang astronomi/konservasi/dll, dll. POLITISI – INFLUENCER Pekerjaan yang terkait dengan kegiatan berinteraksi, berdiskusi, berkomproni, mempengaruhui atau membimbing orang lain atau khalayak ramai demi suatu kepentingan/tujuan/misi tertentu. PROFESI Content creator sebuah produk/perusahaan, bagian marketing dari sebuah perusahaan, bagian hubungan masyarakat di sebuah instansi, pembuat iklan/advertising, calon politikus dari partai tertentu, youtuber atau influencer di media sosial, manajer kampanye, bagian komunikasi di suatu perusahaan, customer service di bank/perusahaan, penutur bahasa, pendamai konflik, negosiator, dosen/pengajar/guru, juru bicara suatu instansi, lawyer, makelar sebuah proyek, tour guide, bagian SDM sebuah perusahaan, constumer care produk perusahaan, motivator, selebriti/aktor, pembawa acara/MC, dll.
Tes Kepribadian – The Big Five/Hexaco
The Big Personality Extrovert-Introvert Agrebaless [pdf_embed url=”https://gngjob.com/wp-content/uploads/2023/09/01.-Surat-Pengantar-Tes-Psi-Kurikullum-2022.pdf”]
Tes Manajerial- ‘MSDT’ Management Style Diagnostic Test
Deserter Model gaya kepemimpinan MSDT yang satu ini adalah tipe gaya dalam manajemen yang suka mengabaikan sebuah permasalahan, tak mau bertanggung jawab atau yang dapat di istilahkan dengan laisser-faire, dan mencucui tangan (tak mau di salahkan). Tipe dalam gaya kepemimpinan seperti ini lebih cenderung untuk mengabaikan keterlibatan ataupun intervensi yang dapat menjadikan sebuah situasi yang di anggapnya rumit. Sikapnya pun akan selalu berubah untuk mencoba netral pada apa yang terjadi di dalam keseharian, mencoba untuk mencari jalan agar dapat menghindari aturan yang ia anggap sedikit menyulitkan. Pola yang ia coba adalah tetap menyelaraskan apa yang ada, antara atasan dan juga bawahan, dan mengindari dari perubahan rencana. Pola ini pun akan nampak secara sistem manajerial yang defensive. Misalkan saja ada sebuah kebijakan yang di anggap menyulitkan bawahan, maka ia pun akan mengatakan bahwa saya hanya menjalankan suatu perintah, dari kebijakan daripada atasan. Tipe gaya kepemimpinan manajerial ini tak selalu buruk dalam di aplikasikan, hanya saja tipe gaya kepemimpinan manajerial ini berupaya dalam menjaga status-quo dan juga menghindari dari perubahan yang drastic atau berupa guncangan di dalam tubuh manajemen Missionary Pendekatan tipe gaya ini adalah menggunakan unsur afektif yang cenderung kental. Missionary berupaya mendorong sebuah situasi positif dalam sistem manajemen dengan memberikan kandungan yang sensitive, kepedulian pada sesame, dan hal hal lain yang seringkali dianggap penting untuk meningkatkan produktifitas dan kinerja lewat sentuhan emosi atau perasaan. Model Gaya kepemimpinan manajerial ini berupaya untuk selalu menjaga orang lain, termasuk bawahannya sendiri dalam situasi yang berbahagia di kondisi apapun. Perilaku untuk mengajak menunjukkan bagian paling penting dari gaya yang ia tunjukkan. Tipe gaya kepemimpinan ini kurang efektif dalam manajemen yang minim ketersediaan peluang konflik, yang mana ia akan berupaya untuk halus dalam mengajak yang padaha banyak pekerjaan di dalamnya membutuhkan ketegasan para manajemen. Autocratic Model gaya kepemimpinan ini memiliki pendekatan yang memiliki pengarahan kurang efektif. Gaya seperti ini cenderung lebih perhatian kepada mereka yang memiliki produktivitas dan hasil. Skor yang tinggi seringkali dianggap sebagai manajer yang formil, dimana mereka memberikan tugas pada bawahan hanya berdasarkan instruksi dan juga mengawasi secara ketat untuk prosesnya. Kesalahan sedikit, cenderung sulit untuk ditolelir mereka (para manajer) yang memiliki pola kepemimpinan seperti ini. Bagi anda para bawahan yang memiliki manajer seperti ini maka sebaiknya untuk menghindari kesalahan dalam mengerjakan segala sesuatu. Kebijakan dalam hal apapunn adalah urusan atasan sementara itu, bawahan cukup untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan tanpa alasan untuk membuang-buang waktu. Di dalam tipe ini, para bawahan akan dianggap dingin atasan, terutama mereka (bawahan) yang membutuhkan lebih daripada hanya sekedar tugas untuk dikerjakan seperti dorongan dan juga pengakuan hingga dukungan atasan. Compromiser Gaya ini memiliki ciri mengandalkan tugas dan juga relasi yang seimbang, namun gaya ini seringkali dianggap kurang memiliki keefektifan, karena sulit untuk mengintegrasikan suatu tuntutan pekerjaan dan hubungan keseharian. Gaya ini pun akan semakin membingungkan antara pengaturan tugas dan juga kebutuhan dalam berinteraksi. Dalam menghadapi sebuah tekanan, maka mereka (manajer) akan cenderung untuk kompromi sehingga beragam tujuan seringkali menyimpang atau tidak sesuai dengan waktu maupun target yang telah di tetapkan. Sensitifitas pada hubungan lebih sering mengubah alasan terhadap tujuan awal. Bureaucratic Tipe gaya manajemen ini adalah tipe procedural, dan berdasr pada aturan atau tata laksana dengan tulus untuk menerima hirarki kewenangan. Gaya ini merupakan simbol dari hubungan manajemen yang formal dalam bersikap. Skor tinggi memiliki arti sistematik. Fungsi dan juga peran para pemimpin tipe birokrat akan sangat optimal dalam situasi ang terstruktur dengan sebuah pola procedural yang jelas, walaupun prosedur tersebut memiliki tingkat kerumitan tinggi. Developer Model gaya kepemimpinan manajerial sisi efektif dari tipe gaya kepemimpinan manajerial missionary. Tujuan dari gaya ini adalah untuk bertindak secara professional tanpa sedikitpun mengesampingkan suatu aspek emosi dari bawahan. Bawahan akan diberikan kesempaan dalam memberikan ide, pandangan maupun peran lebih daripada kebijakan yang ada untuk mengembangkan sebuah potensi. Kontribusi dari bawahan yang diberikan padanya pun sangat diperhatikan. Skor tinggi memiliki keyakinan yang optimis tentang para individu untuk bekerja dan menghasilkan. Sifat pendekatannya berupa kolegial, yang mana bawahan sebagai patner bukan cuma sebagai pembantu dalam mengerjakan segala sesuatu. Tipe gaya ini merupakan orang-orang manajer yang senang untuk berbagi pengetahuan dan juga keahlian dan potensi bawahan pun akan dioptimalkannya. Benevolent Autocratic Tipe gaya benevolent autocratic memiliki sisi pengendalian dan juga pengarahan yang komunikatif dalam melakukan gaya otokratik. Tipe ini efektif karena memberi unsur komunikatif tadi. Namun gaya ini masih mengandalakan suatu instruksi dan intervensi.. Skor tinggi yang dimiliki dilihat sebagai seorang guru dalam memberikan tugas pada bawahan, dimana ia dapat memberikan suatu instruksi dengan baik tanpa mengesampingkan komunikasi pada bawahan secara lebih fleksibel. Pola ini dilakukan dengan tidak meninggalkan bawahan dengan memberikan kesediaan bertanya, membantu ia apabila ada yang ia anggap kurang atau menyimpang. Mereka tidak ragu untuk memberikan perintah, dan tak ragu pula dalam memberikan hukuman namun tetap adil dalam bersikap. Gaya ini mungkin baik dalam sisi kerjasama namun mereka yang memiliki kecendrungan gaya ini menghindari hubungan yang bersifat personal. Executive Gaya ini dianggap efektif dikarenakan dapat mengolah dengan baik dalam bertugas dan juga berhubungan. Model ini memiliki sisi efektif daripada gaya kompromis. Polanya pun dilakukan dengan mengintegrasikan antara tugas dan juga hubungan dengan baik, memanfaatkan kedua aspek dengan sinergi yang sangat optimal dalam mengelola manajemen. Pendekatan ini merupakan pendekatan dan gaya kepemimpinan paling baik di antara gaya kepemimpinan lain. Karena sifat dari gaya kepemimpinan executive adalah melibatkan semua unsur keunggulan daripada semua pendekatan gaya yang ada. Ia pun seringkali dianggap sebagai motivator dalam manajemen. Anda juga dapat memahami tipe gaya kepemimpinan dalam psikologi dahulu, agar lebih menambah wawasan keilmuan. Itulah beberapa model gaya kepemimpinan manajerial dalam MSDT. Lalu gaya kepemimpinan yang manakah, kamu atau manajemen di tempat pekerjaan mu saat ini? By: Muhamad Fadhol Tamim
Tes Kepribadian – EPPS
try out ujicoba Achievement : A need to accomplish tasks well Deference: A need to conform to customs and defer to others Order: A need to plan well and be organized Exhibition: A need to be the center of attention in a group Autonomy: A need to be free of responsibilities and obligations Affiliation: A need to form strong friendships and attachments Intraception: A need to analyze behaviors and feelings of others Succorance: A need to receive support and attention from others Dominance: A need to be a leader and influence others Degradation: A need to accept blame for problems and confess errors to others Nurturance: A need to be of assistance to others Change: A need to seek new experiences and avoid routine Endurance: A need to follow through on tasks and complete assignments Heterosexuality: A need to be associated with and attractive to members of the opposite sex Aggression: A need to express one’s opinion and be critical of others [4] (Edwards, 1959/1985)[citation needed]
Tes Kepribadian 16 PF – Pesonality Factors
Cattell and Schuerger provided six steps that outline how they recommend interpreting the results of the 16PF:[30] Consider the context of the assessment. Evaluate the Response Style Indexes by first checking responses on Factor B, and then looking at scores on the Infrequency, Impression Management, and Acquiescence scales. Evaluate the Global Scale scores. Evaluate the Primary Scales in the context of the Global Scales Consider scale interactions Integrate 16PF results in relation to the assessment question There are about a dozen computer-generated interpretive reports that can be used to help interpret the test for different purposes, for example: Career Development Report Karson Clinical Report Cattell Comprehensive Personality Interpretation Teamwork Development Report, Management Potential Report, Security Selection Report Leadership Coaching Report
Skala Individu – Kesiapan Pensiun
Tes ini digunakan untuk melihat kesiapan pegawai dalam menghadapi masa pensiun kelak. Kesiapan adalah penting untuk menjaga pegawai tetap sehat, bahagia dan produktif. Perusahaan bisa menyiapakan program atau pelatihan bagi calon pensiun. Tes ini terdiri dari komponen Kesiapan Finansial Kesiapan Emosi Kesiapan Inner Peace Kesiapan Sosial Kesiapan Aktivitas Kesiapan Spiritual Ketahan Post Power Syndromme [pdf_embed url=”https://gngjob.com/wp-content/uploads/2023/09/03.-PEMINATAN-SMA-VERSI-GRAFIS.pdf”]
Skala Sikap OCB – Organizational Citizenship Behavior
melihat perilaku setia, berkorban untuk kepentingan perusahaan terdiri dari komponen A. Sikap Membantu B. Sikap Sopan C. Sikap Patuh Peraturan D. Sikap Kepentingan Organisasi E. Sikap Spormantship [pdf_embed url=”https://gngjob.com/wp-content/uploads/2023/09/01.-Surat-Pengantar-Tes-Psi-Kurikullum-2022.pdf”]
Skala Sikap – Stress Kerja
Skala melihat stress karyawan terhadap perusahaan, terdiri dari komponen Stress Beban Kerja Stress Interaksi Sosial Stress Fisik Kantor
Tes Kepribadian – Manajerial 4.0
Melihat gambaran karakter calon manager dalam memimpin perusahaan di era industri 4.0 terdiri dari aspek Visioner Keterampilan memahami tujuan masa depan, yang besar, jauh ke depan, menghubungkan antar ide/konsep. Kestabilan Emosi Keterampilan tetap tenang menghadapi berbagai situasi tertekan, panik, banyak kegiatan sehinga tetap selesai tugas. Memotivasi Orang Lain Keterampilan memberikan semangat pada orang lain supaya tetap sehat, bahagia dan produktif. Manajemen Risiko Keterampilan melihat berbagai kemungkinan terjadi pada perencanaan dengan minimalisir kegagalan/ risiko. Pengambilan Keputusan Keterambilan mengambil sebuah keputusanmelihat berbagai perspektif sehinga tujuan tercapai dengan baik. Penyesuaian Diri Keterampilan untuk menyesuaikan di dengan perubahan, situasi, target, dll sehinga dapat bekerja dengan bak. Manejemen Waktu Keterampilan untuk mengatur perencanaan waktu dalam aktivitas dengan baik sehingga tercapai tujuan. Motivasi Berprestasi Keinginan untuk memberikan usaha yang maksimal dan menjadi yang terbaik dalam mencapai suatu tujuan. Integritas – Komitmen Keinginan untuk tetap bertahan/setia di suatu organisasi dengan memberikan yang terbaik, walaupun situasi terpuruk. Pelayanan Publik Keterampilan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik, cepat dan menyenangkan.G Visioner Keterampilan memahami tujuan masa depan, yang besar, jauh ke depan, menghubungkan antar ide/konsep. Kestabilan Emosi Keterampilan tetap tenang menghadapi berbagai situasi tertekan, panik, banyak kegiatan sehinga tetap selesai tugas. Memotivasi Orang Lain Keterampilan memberikan semangat pada orang lain supaya tetap sehat, bahagia dan produktif. Manajemen Risiko Keterampilan melihat berbagai kemungkinan terjadi pada perencanaan dengan minimalisir kegagalan/ risiko. Pengambilan Keputusan Keterambilan mengambil sebuah keputusanmelihat berbagai perspektif sehinga tujuan tercapai dengan baik. Penyesuaian Diri Keterampilan untuk menyesuaikan di dengan perubahan, situasi, target, dll sehinga dapat bekerja dengan bak. Manejemen Waktu Keterampilan untuk mengatur perencanaan waktu dalam aktivitas dengan baik sehingga tercapai tujuan. Motivasi Berprestasi Keinginan untuk memberikan usaha yang maksimal dan menjadi yang terbaik dalam mencapai suatu tujuan. Integritas – Komitmen Keinginan untuk tetap bertahan/setia di suatu organisasi dengan memberikan yang terbaik, walaupun situasi terpuruk. Pelayanan Publik Keterampilan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik, cepat dan menyenangkan.G
Skala Sikap – Komitmen Organisasi
melihat sikap komitmen karyawan terhadap perusahaan, terdiri dari komponen – komitmen afektif -komitmen normatif -komitmen kontinuane [pdf_embed url=”https://gngjob.com/wp-content/uploads/2023/09/03.-PEMINATAN-SMA-VERSI-GRAFIS.pdf”]